Single Blog Title

This is a single blog caption
14 Mar 2024

Beasiswa Luar Biasa Periode 12 : Berani Berlayar Wujudkan Asa dan Cita

Penulis: Elly Kusumawati

 

Beasiswa Luar Biasa (BLB), seperti namanya, telah memberikan dampak yang luar biasa bagi banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Baik pengurus, penerima beasiswa, donatur, maupun setiap pihak yang mengikuti perjalanan BLB dari waktu ke waktu. Semangat memberi kembali pun hadir kembali di BLB periode 12 ini. BLB melihat adanya celah yang masih jarang terisi dari sistem beasiswa yang umum diberikan sehingga masih ada beberapa kelompok mahasiswa yang sulit untuk mendapatkan beasiswa meskipun membutuhkan. Oleh karena itu, BLB menjunjung tinggi nilai inklusivitas dalam proses penerimaan dan seleksi penerima beasiswanya. Setiap mahasiswa yang memerlukan beasiswa dapat mendaftar, tanpa adanya batas semester, syarat kondisi ekonomi, hingga minimum IPK. Selain bantuan berupa UKT, BLB memfasilitasi penerima beasiswa untuk meningkatkan potensi diri melalui program pembinaan dan mentoring bulanan. Para pengisi pembinaan dan mentoring berasal dari donatur alumni muda sehingga harapannya, BLB dapat menjadi jembatan bagi para alumni muda untuk menyalurkan semangat menjalani pendidikan dan terus berkarya kepada para penerima beasiswa.

 

BLB periode 12 berhasil menjaring 440 mahasiswa yang mendaftar dan mengikuti proses seleksi hingga terpilih 124 mahasiswa sebagai penerima beasiswa. Pada periode ini juga dilakukan perekrutan donatur untuk periode penyaluran beasiswa periode berikutnya. Sebanyak 488 donatur dengan komposisi, 132 donatur lanjutan BLB 11 dan 356 donatur baru, bersedia melanjutkan semangat kebersamaan dalam berbagi kebermanfaatan. Pada periode ini, BLB juga melakukan penggalangan dana taktis one time donation dan berhasil mengumpulkan dana hingga 338 juta rupiah untuk kemudian disalurkan kepada penerima BLB periode 12 ini.

 

Pembukaan Beasiswa Luar Biasa periode 12 ini mengusung tema “Berani Berlayar Wujudkan Asa dan Cita”, turut dihadiri oleh perwakilan Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITB dan Kantor Kealumnian ITB. Kegiatan pembinaan dibuka dengan penyerahan secara simbolis, beasiswa untuk periode 12 senilai Rp. 713.525.000,00 dari pengurus Yayasan Beasiswa Luar Biasa kepada Ditmawa ITB yang diwakili oleh Ibu Nenden Rina Ratnakomala, S.T.,M.T.. Beliau menyampaikan apresiasi kepada alumni ITB yang telah berpartisipasi dalam upaya membantu mahasiswa dalam menjalani pendidikannya. Ketua Kantor Kealumnian ITB, Bapak Dede Koswara, A.Md., S.T. juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya bagi para alumni yang turut mensukseskan keberjalanan Beasiswa Luar Biasa hingga periode ini. Potensi alumni ITB cukup besar dalam membantu mahasiswa aktif untuk menyelesaikan pendidikannya sehingga program beasiswa alumni semacam ini perlu dilanjutkan serta dikembangkan sebagai inspirasi bagi kampus-kampus lain di Indonesia.

 

Sesi talkshow diisi oleh 2 orang hebat yang juga merupakan donatur BLB yaitu Kak Royyan Abdullah Dzakiy (Teknik Informatika 2015) dan Kak Fadillah Muna’azat (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan 2016). Keduanya berani mengambil sikap untuk menghadapi tantangan dalam meraih mimpi mereka sehingga dapat membuktikan diri dan menunjukkan potensi terbaiknya selama masa perkuliahan. Terbukti dengan pencapaian Kak Royyan sebagai Penanggung Jawab Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa (PJS K3M) dengan segala dinamika pemilihannya dan Kak Fadil dapat menjabat sebagai Ketua Himpunan Rekayasa Infrastruktur Lingkungan dengan segala inovasinya.

 

“It works, temen-temen. Kalo kalian maksimalin banget semua learning dan jadi ‘Manusia yang Utuh’ disaat kampus. Oke pas interview kalian kroco gitu kan, tapi naik tangga karir jadi berisi karena kalian telah dibekali dengan skill set yang lengkap banget.” ujar Kak Royyan menyarankan kepada para beswan untuk berani mengambil posisi tinggi dalam organisasi agar menjadi manusia yang utuh.

 

Namun perjalanan menjadi manusia yang utuh tidaklah mudah. Banyak hal yang terjadi selama menjalaninya salah satunya sandungan akademik yang mungkin terjadi. Dalam hal ini, Kak Fadil memberikan sudut pandang lain dalam menyikapinya.

 

“Percayalah bahwa nilai kimia 20/100 itu justru bisa menjadi motivasi buat seorang Fadil untuk lebih belajar lagi. Ketika seorang Fadil memang bisa memaknai atau melihat itu dari sisi hal lainnya, bukan dari sisi yang melihat bahwa Fadil gagal pada saat mengikuti ujian kimia. Bisa jadi justru jika seorang Fadil dapat nilai 80/100 diujian kimia, justru itu akan membuat seorang Fadil jumawa, merasa puas, merasa cukup, dan sebagainya hingga akhirnya tidak terlahir motivasi untuk berbuat lebih baik lagi.”

 

“Be real. Kadang-kadang kita tuh terlalu berupaya menolak siapa diri kita. Padahal itu yang Tuhan udah kasih buat kita dan Dia tahu apa yang terbaik buat kita. Tinggal kita berstrategi gimana caranya bisa survive.” tutur Kak Royyan dalam kalimat penutupnya.

Questions? Let's Talk!