Single Blog Title

This is a single blog caption
7 Mar 2024

Gowes Bareng Geolog 2024 Mengenal Kubah Obsidian G Kendan Nagreg

Gowes Bareng Geolog atau GBG merupakan agenda rutin dari Yayasan Sekolah Bumi, yayasan yang dibentuk oleh Ikatan Alumni ITB – Teknik Geologi, untuk mensosialisasikan ilmu kebumian kepada masyarakat.

 

GBG untuk tahun 2024 ini telah dilakukan pada hari Sabtu, 2 Maret 2024, dengan tema Mengenal Karakteristik Kubah Obsidian G Kendan di Nagreg. Kubah obsidian adalah kubah (dome) atau bukit dengan batuan yang dominan bersifat obsidian. Obsidian adalah batuan yang memiliki struktur kaca. Selain mengunjungi kubah obsidian GBG juga direncanakan untuk mengunjungi kubah lava yang ada di seberang dari Little Hill Nagreg, yang berada di sebelah selatan dari G Kendan.

 

Sesuai dengan misinya, maka GBG terbuka untuk umum. Untuk GBG2024 ini, jumlah peserta yang mengikuti gowes adalah 21 pesepeda, dengan ada 8 orang adalah geolog dan 5 orang marshal serta mekaniknya.

 

GBG merupakan kegiatan bersepeda lintas alam yang diseling dengan adanya ‘kuliah singkat’ tentang masalah kebumian yang ada pada rute yang dilalui. Narasumber pada setiap kuliah singkat dalam GBG selalu ada geolognya, yang berasal dari alumni atau pun dosen geologi ITB. Narasumber GBG hampir selalu lebih dari 1 geolog. Untuk narasumber pada GBG kali ini adalah Prof Dr Mino Benyamin Syafii dari T Geologi ITB, Prof Dr Andri Soebandrio dari T Geologi ITB, Dr Indyo Pratomo dari KRCB, dan Ir Sujatmiko alumni T Geologi ITB dan KRCB.

 

Dengan titik start dari Kampus Jatinangor ITB rombongan pesepeda dalam rangka Gowes Bareng Geolog (GBG) melakukan perjalanannya menuju ke Gunung Kendan di Nagreg, di sisi timur perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut.

 

Rute yang dilalui menuju G Kendan Nagreg adalah melalui jalan desa Jatiroke, Cimanggung, Dampit, Kampung Pamujan, dan finish di G Kendan Nagreg – dalam hal ini di TPPAS Legok Nangka. Perjalanan bersepeda dari Kampus ITB Jatinangor sampai dengan TPPAS Legok Nangka G Kendan sekira 5 jam.

 

Kuliah singkat lapangan yang pertama ada di pinggir jalan sebelum memasuki Desa Cimanggung. Pada titik ini, peserta mendapatkan penjelasan dari Prof. Mino tentang kerawanan pembangunan perumahan di atas bukit yang sangat padat, dengan kemiringan dan kupasan tanah yang terlihat jelas. Daerah bukit ini sangat terbuka, dengan bagian atas juga sudah tidak ada hutan.

 

Kuliah singkat lapangan kedua dilakukan di TPPAS Legok Nangka. Di TPPAS Legok Nangka ini berada singkapan batuan dari Kubah Obsidian G Kendan. Singkapan yang ada terlihat sangat jelas karena hasil dari pembukaan jalan yang membelah bukit. Kuliah tentang batuan obsidian dan bagaimana terjadinya disampaikan oleh Prof Andri dan Dr Indyo. Kuliah singkat lapangan diakhiri oleh Ir Sujatmiko atau yang dikenal dengan Mang Okim, yang menunjukkan salah satu pemanfaatan batuan obsidian dalam dunia batu mulia. Obsidian bisa diolah dan dibentuk menjadi bolo tie (dasi dari batu).

 

GBG juga selalu memperhatikan faktor keamanan, pada GBG kali ini, peserta dikawal dengan menggunakan 2 mobil pendamping, 1 pickup dan 1 double cabin. Mobil pendamping berfungsi sebagai mobil logistik dan juga sebagai pengangkut peserta yang kelelahan. Jika ada peserta yang kelelahan dan sudah tidak sanggup untuk melanjutkan bersepedanya, peserta dapat ikut mobil pendamping ini, untuk kemudian mengikuti rombongan yang bersepeda sampai dengan titik finish.

 

Terimakasih tidak lupa diucapkan kepada Sekolah Bumi, IAITBGL, KRCB (Kelompok Riset Cekungan Bandung), itbLintang, dan parasponsor pada kegiatan ini Biaenergi, Pertamina Hulu Energi, Existing Asset Pertamina Hulu Energi yang telah mendukung GBG kali ini. Tentu saja kepada ITB yang telah mengizinkan Kampus ITB Jatinangor sebagai tempat start dan juga kepada DLH Provinsi Jawa Barat yang telah mengizinkan untuk bisa masuk ke dalam lingkungan TPPAS Legok Nangka.

Questions? Let's Talk!