Single Blog Title

This is a single blog caption
23 Jan 2024

Setelah 50 Tahun, Alumni Geologi ITB Angkatan 1973 Kembali ke Kampus Lapangan Karang Sambung

Karang Sambung, sekitar 20 Kilometer (km) utara Kota Kebumen Jawa Tengah merupakan Kampus Lapangan Geologi yang mengagumkan.

 

Di sana terhampar belasan jenis batuan, baik batuan beku, batuan metamorfosa dan juga batuan sedimen. Struktur geologi dan batuan yang muncul di Karang Sambung bisa bertutur tentang sejarah mulajadi Pulau Jawa dan teori geotektonik, yang menerangkan bahwa Bumi terdiri dari lempeng-lempeng tektonik yang selalu bergerak, saling bergesekan, saling bertumbukan, yang bisa memicu gempa bumi, memunculkan gunung berapi, serta terbentuknya sumber daya mineral logam, minyak dan gas bumi.

 

Kesemuanya dapat dikaji di kampus lapangan geologi ini. Betapa tidak, di Karang Sambung inilah dapat dijumpai beragam batuan dasar samudera, seperti batuan metamorfosa sekis mika (Mica Schist), yang muncul ke permukaan akibat proses tektonik tadi. Hasil pengukuran umur batuan, diprakirakan bahwa sekis mika Karang Sambung berumur 328 juta tahun lalu. Ini berarti bahwa batuan pondasi Pulau Jawa ini sudah mulai terbentuk lebih dari 300 juta tahun lampau.

 

Ada batuan kekar kolom (columnar joint) yang merupakan produk sumber magma, juga ada batuan serpentinit, gabro dasar laut, rijang (chert), batupasir merah (red sandstone), bercampur aduk menjadi satu, membentuk batuan yang dikenal sebagai melange. Semua batuan tadi berasal dari dasar samudera pada kedalaman 4.000 meter, lalu terangkat ke permukaan akibat bertumbukannya lempeng tektonik Indo-Australia yang bergerak ke arah Utara dan Lempeng Eurasia yang bergerak ke arah Tenggara, dengan kecepatan rata-rata 5 Centimeter per-tahun.

 

Melalui teori tektonik lempeng tadi maka pulau Jawa, juga Sumatera dan Nusa Tenggara masuk kedalam sistem busur kepulauan (island-arc system). Dari sini dapat diinterpretasikan kehadiran jalur gunung-gunung api aktif di sepanjang pulau Jawa, serta adanya lapisan batuan sedimen di bagian utara jalur gunung api Jawa tadi, yang kaya sumber daya minyak dan gas bumi.

 

Untuk melaksanakan eksplorasi sumber daya mineral dan migas maka semua insinyur geologi harus menguasai teori tektonik lempeng tadi. Saat menjadi mahasiswa geologi, mereka pasti digembleng di Kampus Lapangan Geologi Karang Sambung ini guna menerapkan beragam teori di kelas dan di laboratorium pada kondisi nyata di lapangan, serta belajar cara membuat Peta Geologi.

 

Pada 20-21 Januari 2024, 21 alumni Teknik Geologi ITB Angkatan 1973 kembali ke Kampus Lapangan Geologi Karang Sambung guna mengenang masa-masa mereka berkuliah lapangan di kampus alam ini, setengah abad lalu. Mereka ditemani Dosen Geologi ITB Dr Mirzam Abdurrachman dan Dr Nurchahyo Indro Basuki serta beberapa mahasiswa geologi ITB. Mereka berkesempatan mencoba fasilitas asrama mahasiswa yang dibangun Kementerian PUPR.

 

Pada kesempatan tadi, Ketua Paguyuban Alumni Geologi ITB, Profesor Indroyono Soesilo menyerahkan 200-an judul Buku untuk melengkapi Perpustakaan Kampus Lapangan Geologi Karang Sambung.

 

Para Alumni Geologi ITB Angkatan 1973 ini sebagai besar telah purna tugas dan dalam pengabdiannya pernah menduduki jabatan-jabatan puncak di Kementerian, serta pernah menjadi Direktur maupun Manager Senior di berbagai Perusahaan Mineral, Minyak dan Gas Bumi. Pengalaman pengalaman mereka telah diabadikan dalam Buku “Dari Kampus Ganesha untuk Negeri: Kisah Alumni Geologi ITB Angkatan 1973”.

 

Saat pertemuan di Karang Sambung ini, para Alumni bersepakat untuk secara rutin memberikan kuliah umum di Kampus ITB sebagai bagian dari Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, guna memperkaya ilmu para mahasiswa dengan beragam pengalaman di lapangan yang pernah dialami para Alumni Geologi ITB Angkatan 1973.

 

Sumber:

Questions? Let's Talk!